Khutbah Jumat: Rezeki Halal Adalah Kunci

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan dan kesempatan untuk memperoleh rezeki. Namun hanya rezeki halallah yang akan membuat hidup menjadi tenang, tenteram dan bahagia.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Rezeki Halal Adalah Kunci” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak seluruh jamaah, termasuk diri khatib sendiri, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Ketakwaan dapat diwujudkan dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hanya dengan takwa, seorang hamba akan memperoleh kemuliaan di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti,” (QS. Al-Hujurat: 13).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Salah satu wujud ketakwaan adalah berusaha mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarga. Ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
طَلَبُ الْحَلَالِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya, “Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban bagi setiap muslim,” (HR. Ath-Thabarani).
Hadits ini menegaskan bahwa setiap muslim wajib memahami perbedaan antara yang halal, haram, dan syubhat (perkara samar). Dengan pemahaman ini, kita dapat memastikan rezeki yang diperoleh adalah halal, menjauhi yang syubhat, dan terlebih lagi menghindari yang haram.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk tentang halal, haram, dan syubhat dalam sabdanya:
إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اِسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ
Artinya, “Sesungguhnya yang halal telah jelas, yang haram telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara syubhat yang samar, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa menjaga diri dari syubhat, ia telah memelihara agama dan kehormatannya. Barang siapa terjerumus ke dalam syubhat, ia akan terjatuh pada yang haram,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Perhatikanlah penggalan hadits tersebut: “Barang siapa terjerumus ke dalam syubhat, ia akan terjatuh pada yang haram.” Imam Nawawi, dalam Syarah Shahih Muslim Jilid 11, halaman 29, menjelaskan dua makna dari pernyataan ini:
يَحْتَمِلُ وَجْهَيْنِ أَحَدُهُمَا أَنَّهُ مِنْ كَثْرَةِ تَعَاطِيهِ الشُّبُهَاتِ يُصَادِفُ الْحَرَامَ وَإِنْ لَمْ يَتَعَمَّدْهُ وَقَدْ يَأْثَمُ بِذَلِكَ إِذَا نُسِبَ إِلَى تَقْصِيرٍ وَالثَّانِي أَنَّهُ يَعْتَادُ التَّسَاهُلَ وَيَتَمَرَّنُ عَلَيْهِ وَيَجْسُرُ عَلَى شُبْهَةٍ ثُمَّ شُبْهَةٍ أَغْلَظَ مِنْهَا ثُمَّ أُخْرَى أَغْلَظَ وَهَكَذَا حَتَّى يَقَعَ فِي الْحَرَامِ عَمْدًا
Artinya, “Hadits ini memiliki dua kemungkinan makna. Pertama, seseorang yang sering terlibat dalam perkara syubhat dapat terjerumus ke dalam perbuatan haram tanpa sengaja, dan ia mungkin berdosa jika hal itu disebabkan oleh kelalaian. Kedua, seseorang yang terbiasa mendekati syubhat akan menjadi lalai, lalu semakin berani melakukan perkara syubhat yang lebih berat, hingga akhirnya dengan sengaja melakukan yang haram.”
Hadits ini menjadi peringatan keras dari Rasulullah SAW bahwa mendekati perkara syubhat dapat membawa seseorang kepada dosa, baik karena ketidakhati-hatian maupun karena kebiasaan yang membuatnya meremehkan larangan Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dari penjelasan di atas, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk memastikan rezeki yang kita peroleh tetap halal:
Pertama, pelajarilah ilmu syariat. Dengan ilmu, kita dapat memahami mana yang halal dan mana yang haram. Sebagai contoh, banyak orang tergiur dengan keuntungan riba karena kurang memahami hukumnya. Padahal, Allah Ta’ala telah mengharamkan riba dalam Al-Qur’an, dan pelakunya terancam laknat-Nya. Tanpa ilmu, bagaimana kita dapat menjaga diri dari perbuatan haram?
Kedua, janganlah meremehkan perkara syubhat, apalagi yang jelas-jelas haram. Seseorang yang menganggap remeh perkara syubhat, seperti menerima suap kecil dengan alasan “hanya sekali ini,” lambat laun dapat terbiasa dan terjerumus ke dalam perbuatan haram yang lebih besar, seperti korupsi atau penggelapan.
Ketiga, jagalah pergaulan dengan baik. Bergaul dengan orang-orang yang fasik dapat membuat kita terbiasa melihat maksiat, sehingga kita menjadi permisif terhadap dosa. Misalnya, sering berada di lingkungan yang menganggap wajar menipu dalam perdagangan dapat membuat kita ikut melakukannya tanpa rasa bersalah.
Keempat, tetaplah istiqamah memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dijauhkan dari rezeki haram. Salah satu doa yang diajarkan Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah halaman 49 adalah:
اَللّٰهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيدُ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيدُ يَا رَحِيمُ يَا وَدُودُ أَغْنِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Artinya, “Ya Allah, Yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, Maha Pengasih, cukupkan aku dengan rezeki halal-Mu, bukan yang haram. Penuhi hariku dengan ketaatan kepada-Mu, bukan kemaksiatan. Cukupkan aku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah Jumat pada siang hari ini. Semoga apa yang telah disampaikan dapat membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua.
Marilah kita memperteguh komitmen untuk mencari rezeki yang halal, karena rezeki halal akan mendatangkan keberkahan dalam kehidupan, menjaga keharmonisan rumah tangga, dan membawa ketenangan hati di dunia hingga akhirat.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk istiqamah dalam ketaatan dan menjauhkan kita dari segala bentuk keharaman. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ
Abdul Karim Malik, alumni Al-Falah Ploso Kediri, pengurus LBM PCNU Kabupaten Bekasi, dan tenaga pengajar Pondok Pesantren YAPINK Tambun-Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar