Khutbah Jumat: Bijak Bermedia Sosial, Hindari Scrolling Berlebihan

Salah satu dampak buruk dari terlalu sering dan lama scrolling media sosial adalah hilangnya fokus dan menurunnya konsentrasi dalam menjalani aktivitas penting. Banyak orang tanpa sadar, menunda tanggung jawab, termasuk pekerjaan dan kewajiban rumah tangga, demi waktu yang habis di layar. Bahkan bagi orang tua, hal ini bisa menyebabkan rendahnya pengawasan terhadap anak, disebabkan perhatian teralihkan ke dunia maya. Jika terus dibiarkan, tentu saja akan melemahkan produktivitas dan mengikis rasa tanggung jawab serta kendali atas waktu yang seharusnya dikelola dengan bijak.
Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Jumat: Bijak Bermedia Sosial, Hindari Scrolling Berlebihan.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ، وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تُوَصِّلُنَا إِلىَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَتَكُوْنُ سَبَبًا لِلنَّظْرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ السَّيِّدُ السَّنَدُ الْعَظِيْمُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ: الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ، وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيْمُ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat waktu, akal, dan keluarga, serta nikmat-nikmat lain yang seharusnya kita jaga dan kita manfaatkan sebaik mungkin. Semoga Allah senantiasa menuntun kita untuk lebih bijak dalam menggunakan waktu, menjaga konsentrasi, dan tidak membiarkan dunia maya merampas kualitas hidup dan amanah yang ada di dunia nyata.
Shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi. Sosok teladan sempurna dalam berucap, bertindak, dan menunaikan amanah dengan penuh tanggung jawab. Di tengah maraknya kebiasaan lalai akibat penggunaan media sosial yang berlebihan, semoga kita mampu meneladaninya dalam mengatur waktu, menjaga konsentrasi, dan tidak melupakan tanggung jawab yang telah Allah berikan kepada kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Selanjutnya, sudah menjadi kewajiban kami sebagai khatib dalam pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk senantiasa mengingatkan para jamaah agar terus berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Takwa merupakan inti dari semua ajaran Islam, karena di dalamnya kita dituntut untuk mengerjakan semua yang Allah perintah, dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Salah satu tantangan nyata di era digital ini bagi kita adalah kecenderungan untuk terlalu sering dan terlalu lama tenggelam dalam aktivitas scrolling media sosial. Tentu kebiasaan ini tidak hanya membuang waktu, tetapi juga mengganggu fokus kita dalam menjalani tugas sehari-hari, baik berupa pekerjaan, ibadah, maupun tanggung jawab keluarga. Tanpa disadari, kita bisa kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang lebih penting, seperti menjaga hubungan dengan keluarga dan mendidik anak.
Oleh karena itu, agar tidak terjebak dalam kebiasaan scrolling yang sia-sia, penting bagi kita untuk menetapkan tujuan sejak awal sebelum membuka media sosial. Pastikan informasi apa yang ingin kita cari atau pahami hari ini? Dengan tujuan yang jelas, kita bisa lebih selektif dalam menyaring konten dan menghindari terpaan informasi yang justru melemahkan fokus. Alih-alih menjadi korban arus algoritma, kita bisa memanfaatkan platform digital sebagai sarana untuk menambah wawasan dan memperkuat nilai-nilai yang kita pegang.
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa salah satu ciri khas dari orang-orang beriman yang beruntung adalah ketika mereka mampu berpaling dan menjauh dari perbuatan-perbuatan yang tidak berguna, tentu saja salah satu contoh nyata dalam hal ini adalah terlalu lama dan terlalu sering scrolling media sosial disebabkan tidak adanya tujuan yang jelas dalam bermedia. Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
Artinya, “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.” (QS Al-Mu’minun [23]: 1-3).
Merujuk penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil Adzim, jilid V, halaman 462, bahwa menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak berguna mencakup perbuatan syirik, maksiat, serta segala ucapan dan tindakan yang tidak memberikan manfaat apa-apa. Maka orang beriman yang beruntung adalah mereka yang berhasil menjauhkan dirinya dari semua itu,
مُعْرِضُوْنَ. أَيْ: عَنِ الْبَاطِلِ، وَهُوَ يَشْمَلُ الشِّرْكَ وَالْمَعَاصِي وَمَا لاَ فَائِدَةَ فِيْهِ مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَفْعَالِ
Artinya, “Menjauh, yaitu menjauh dari kebatilan, yang mencakup syirik, dosa-dosa, serta segala perkataan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Oleh sebab itu, terlalu sering dan terlalu lama tenggelam dalam scrolling media sosial bisa menjadi suatu kebiasaan yang tidak berfaedah. Jika tidak dikontrol, kebiasaan ini bisa mengarah pada pemborosan waktu yang seharusnya kita gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan produktif. Berjam-jam menghabiskan waktu di media sosial tanpa tujuan yang jelas dapat merusak konsentrasi kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, beribadah, bahkan mengurus keluarga.
Tanpa disadari, perhatian kita terbagi dan kita mulai kehilangan fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti mendidik anak, menjaga kualitas ibadah, dan memenuhi kewajiban sosial. karenanya, mari kita tingkatkan kesadaran diri untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi, agar kita tidak terjebak dalam kebiasaan yang tidak memberi manfaat dan menjauhkan kita dari kebaikan yang sesungguhnya.
Maka sangat tepat, jika Rasulullah saw menegaskan kepada kita semua bahwa termasuk dari tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak memiliki manfaat pada dirinya. Nabi bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Artinya, “Sebagian dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR at-Tirmidzi).
Selain hadits di atas, dalam salah satu kaedah fiqih disebutkan perihal pentingnya fokus pada tujuan utama yang ingin dicapai. Sebab ketika tidak, maka kefokusannya akan teralihkan pada sesuatu yang tidak menjadi tujuan. Dalam salah satu kaedah fiqih disebutkan:
اَلْاِشْتِغَالُ بِغَيْرِ الْمَقْصُوْدِ إِعْرَاضٌ عَنِ الْمَقْصُوْدِ
Artinya, “Menyibukkan diri dengan sesuatu yang bukan tujuan utama adalah bentuk berpaling dari tujuan yang sebenarnya.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Oleh sebab itu, sudah saatnya kita mengontrol kembali cara kita menggunakan waktu, terutama ketika berselancar di media sosial. Aktivitas scrolling yang terlalu sering dan lama, tanpa arah dan tujuan yang jelas, bisa menjadi bentuk nyata dari berpaling dari tujuan yang utama.
Kita larut dalam lautan informasi dan hiburan, sementara tugas-tugas utama kita, seperti belajar, bekerja, mendidik anak, atau memperbaiki diri justru terabaikan. Fokus menjadi kabur, konsentrasi menipis, dan tanggung jawab perlahan ditinggalkan. Maka mari kita kembalikan kendali atas waktu kita, mengutamakan yang pokok daripada yang remeh, dan tidak menjadikan dunia maya sebagai pelarian dari kewajiban yang nyata.
Demikian adanya khutbah Jumat, perihal efek scrolling media sosial terlalu sering dan lama. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur, dan Awardee Beasiswa non-Degree Kemenag-LPDP Program Karya Turots Ilmiah di Maroko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar