Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
NU Online · Rabu, 3 Desember 2025 | 22:15 WIB

krisis iklim (freepik)
Kolomnis
Perubahan iklim kini bukan lagi isu jauh, tetapi kenyataan yang kita rasakan setiap hari. Hujan turun tiba-tiba dan memicu banjir, sementara panas semakin menyengat hingga mengganggu aktivitas. Kondisi ini menggambarkan bahwa alam sedang memberi tanda bahwa keseimbangan ekosistem terganggu dan manusia memikul bagian besar dari penyebabnya.
Untuk itu, Khutbah Jumat ini berjudul, “Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana”. Untuk mencetak naskah khutbah ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau di bawah artikel ini. Semoga bermanfaat.
Khutbah I
Ketua LPBINU: Perubahan Iklim Menjadi Ancaman Nyata Bagi Manusia, Perlu Perhatian Serius
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ وَزَيَّنَهَا، وَأَجْرَى فِي آيَاتِهِ بُرْهَانًا يَدُلُّنَا عَلَى حُسْنِ عِمَارَتِهَا، وَبَسَطَ لِعِبَادِهِ نِعَمًا تُذَكِّرُهُمْ بِوَاجِبِ رِعَايَتِهَا، وَأَظْهَرَ لَنَا عِبَرًا فِي الْأَفَاقِ لِنَحْفَظَ مَا اسْتُخْلِفْنَا عَلَيْهَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنْ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ تَعَالَى، وَ قَدْ قَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan yang senantiasa melimpahkan karunia kepada kita semua. Atas izin-Nya, kita masih bisa menikmati udara segar setiap hari, diberi tenaga untuk beraktivitas, serta rezeki yang menghidupi diri dan keluarga. Semua itu adalah nikmat yang begitu dekat, namun sering kali kita lupa untuk mensyukurinya.
Baca Juga
Krisis Iklim Akibat Eksploitasi Energi, Bakal Seperti Apa Gagasan Para Cawapres?
Shalawat dan salam juga kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw., teladan agung yang membimbing umatnya menuju kehidupan yang penuh kebaikan, ketenangan, dan keberkahan. Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga, para sahabat, dan seluruh umat Islam yang berusaha mengikuti jejak langkahnya dalam ketaatan dan kepedulian.
Melanjutkan rasa syukur dan teladan itu, khatib mengajak diri sendiri dan jamaah sekalian untuk terus memperkuat ketakwaan kepada Allah Swt. Caranya adalah dengan menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan tetap berpegang teguh pada jalan kebenaran bersama orang-orang yang selalu menjaga kebaikan.
Baca Juga
Upaya NU dalam Menanggapi Krisis Iklim Demi Mewujudkan Keadilan Ekologis
Sebagaimana dijelaskan dalam QS. At-Taubah ayat 119:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Jika kita melihat keadaan alam akhir-akhir ini, perubahan iklim terasa semakin nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hujan sering datang tiba-tiba dan memicu banjir di berbagai tempat. Sebaliknya, musim kemarau berlangsung lebih panjang sehingga tanah menjadi kering dan retak.
Tak hanya itu, suhu udara terus meningkat dan sering membuat aktivitas harian terasa lebih melelahkan. Semua perubahan ini merupakan tanda bahwa keseimbangan ekosistem mulai terganggu, dan alam sedang memberi pesan kepada kita.
Di tengah kondisi seperti ini, kita patut merenungkan firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41, yang mengingatkan bahwa kerusakan di darat dan laut muncul akibat ulah manusia sendiri. Allah berfirman;
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Salah satu ulama tafsir, Yahya bin Salam, yang wafat pada tahun 200 H menjelaskan bahwa berbagai kerusakan yang terjadi akibat perbuatan manusia. Kerusakan itu juga mencakup perubahan iklim, sebuah fenomena yang kini kita rasakan bersama.
Penjelasan ini dapat ditemukan dalam kitab At-Tasharif li Tafsiril Qur’an, halaman 116;
وَذٰلِكَ قَوْلُهُ فِي الرُّومِ: {ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ} يَعْنِي قَحْطَ الْمَطَرِ وَقِلَّةَ النَّبَاتِ فِي الْبَرِّ، يَعْنِي الْبَادِيَةَ، وَالْبَحْرِ، يَعْنِي الْعُمْرَانَ وَالرِّيفَ.
Artinya: “Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Rum: ‘Telah tampak kerusakan di darat dan di laut.’ Maksudnya adalah telah terjadi pengurangan intensitas hujan dan berkurangnya tumbuh-tumbuhan di wilayah daratan, yakni daerah pedalaman (daerah yang dekat dengan hutan) dan di kawasan lautan yang dapat dipahami sebagai kawasan pemukiman dan wilayah yang sebelumnya subur,”. (Yahya bin Salam, At-Tasharif li Tafsiril Qur'an Mimma Isytabahat Asmauhu wa Tasharrafat Ma'anihi, (Tunisia: as-Syirkah at-Tunisiyah, 1979), hlm, 116)
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Setelah memahami bahwa perubahan iklim yang kita rasakan merupakan dampak dari perbuatan manusia, saatnya kita mulai menata kembali cara hidup sehari-hari. Perubahan tidak harus besar; yang penting adalah kemauan untuk memperbaiki diri.
Beberapa langkah sederhana namun bernilai besar antara lain:
1. Menghemat air dan listrik.
Selain memberi manfaat besar bagi lingkungan, kebiasaan sederhana ini juga mendidik kita untuk tidak hidup berlebihan dalam hal apa pun. Allah mengingatkan dalam suat Al-A‘raf ayat 31:
وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
Artinya: Janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
2. Mengurangi sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan membiasakan diri mengurangi sampah dan menjaga kebersihan, kita ikut menciptakan ruang hidup yang sehat bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Lingkungan yang bersih juga menghadirkan keindahan, dan Allah mencintai keindahan. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda;
إنَّ اللّٰهَ طَيِّبٌ يُحبُّ الطِّيْبَ، نَظِيفٌ يُحبُّ النَّظَافَةَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan menyukai kebaikan; Maha Bersih dan menyukai kebersihan.”
3. Menggunakan barang seperlunya dan tidak konsumtif.
Dengan membiasakan hidup sederhana dan menggunakan barang seperlunya, kita belajar menahan diri dari membeli hal-hal yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Kebiasaan ini bukan hanya menyehatkan dompet, tetapi juga membantu mengurangi limbah dan menjaga keseimbangan hidup.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 67:
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا
Artinya: "Dan, orang-orang yang apabila berinfak (mengeluarkan harta) tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. Pengeluaran mereka adalah pertengahan antara keduanya,"
4. Merawat Tanaman dan Memakmurkan Bumi
Merawat tanaman dan menjaga kelestarian alam adalah bagian dari tugas kita sebagai khalifah di bumi. Allah memberi amanah agar manusia tidak hanya menikmati ciptaan-Nya, tetapi juga memeliharanya. Dengan menanam, merawat lingkungan, dan tidak merusaknya, kita turut menjalankan perintah untuk memakmurkan bumi.
Allah berfirman;
هُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِۗ
Artinya; "Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya,"
Salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah menanam pohon atau merawat tanaman di sekitar rumah. Meski terlihat kecil, aktivitas ini memberi banyak manfaat: udara menjadi lebih sejuk, lingkungan lebih nyaman, dan yang terpenting ia menjadi amal kebaikan yang terus mengalir pahalanya.
Rasulullah dalam sabdanya menjelaskan segala tanaman yang memberikan manfaat bagi makhluk hidup akan menjadi sedekah bagi orang yang menanamnya. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Anas ra. Nabi bersabda:
عَنْ أَنَسِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
Artinya: “Dari Anas ra., Rasulullah bersabda: ‘Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman atau menanam pohon, lalu ada burung, manusia, atau hewan yang memakan darinya, kecuali itu menjadi sedekah baginya.’” (HR. Imam Bukhari)
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Mengatasi krisis iklim bukan berarti harus melakukan hal besar. Islam mengajarkan bahwa langkah kecil, namun dilakukan terus-menerus, akan melahirkan perubahan yang besar. Menghemat air, mengurangi sampah, tidak boros, dan merawat tanaman adalah wujud nyata ketakwaan kepada Allah sekaligus bentuk tanggung jawab terhadap bumi.
Semoga kita menjadi hamba yang mampu menjaga amanah ini, demi kehidupan yang lebih baik bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Wallahu a‘lam.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا
نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
------------------
Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman