Khutbah Jumat: Asyhurul Hurum, Mengoptimalkan Ibadah pada Bulan-Bulan Mulia

Asyhurul Hurum merupakan sebutan lain dari bulan-bulan yang dihormati dalam Islam. Dalam hal ini, mencakup bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bukan tanpa alasan, ternyata periode tersebut memiliki jejak historis menarik dan mempunyai landasan syariat yang kokoh. Sehingga di dalamnya kita dianjurkan untuk memaksimalkan ibadah.
Naskah Khutbah Jumat dengan judul, “Asyhurul Hurum, Mengoptimalkan Ibadah pada Bulan-Bulan Mulia” ini mengajak kaum Muslimin untuk memahami Asyhurul Hurum dan memanfaatkannya dalam urusan ibadah. Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا الْأَيَّامَ وَالشُّهُوْرَ، وَفَضَّلَ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ بِرَحْمَتِهِ وَالْمَغْفِرَةِ وَالأُجُورِ، نَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيرًا، وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا كَبِيرًا، نَسْأَلُهُ الْهِدَايَةَ وَالنُّوْرَ، وَنَعُوذُ بِهِ مِنَ الضَّلَالِ وَالْغُرُورِ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَ أَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita senantiasa diberi kesehatan dan kesempatan untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat dengan khusyuk dan penuh kesadaran.
Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah berjuang menegakkan panji Islam, sehingga kita dapat merasakan manisnya keimanan. Begitu pula kepada para sahabat, tabi’in, dan ulama yang dengan penuh semangat melanjutkan perjuangan beliau, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan surga-Nya sebagai balasan istimewa bagi mereka.
Khatib mengajak diri sendiri dan seluruh jamaah untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan penuh kesungguhan, dan semoga kita senantiasa berada dalam keadaan Islam hingga akhir hayat kita. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, surah Ali Imran ayat 102:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menetapkan siklus kalender bagi umat manusia, bahwa dalam satu tahun terdapat dua belas bulan. Dari rentang waktu tersebut, Allah telah menetapkan empat bulan mulia sebagai waktu istimewa agar kita dapat memfokuskan diri untuk mengoptimalkan ibadah. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya pada Al-Qur’an, surah At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Mengenai Asyhurul Hurum atau bulan-bulan mulia, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjelaskannya secara langsung di hadapan umat Islam saat berkhutbah pada Haji Wada’. Beliau menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan Asyhurul Hurum adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bersumber dari Abu Bakrah, yang berbunyi:
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحَجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: Dari Abu Bakrah, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan. Dari kedua belas bulan tersebut, terdapat empat bulan yang dihormati. Tiga di antaranya berurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, serta bulan Rajab Mudhar yang berada di antara bulan Jumadil dan Sya’ban.” (HR. Bukhari)
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Keempat bulan yang disebut Asyhurul Hurum atau bulan-bulan mulia ini memiliki makna khusus dan tidak diberi nama demikian tanpa alasan. Setidaknya, terdapat dua latar belakang yang mendasari penamaan ini.
Pertama, pada periode Asyhurul Hurum, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan segala bentuk peperangan. Kedua, bulan-bulan ini memiliki keistimewaan karena pahala ibadah bagi mereka yang taat akan dilipatgandakan, sementara dosa bagi mereka yang bermaksiat juga akan mendapatkan ganjaran yang lebih berat. Kedua ketentuan ini ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala semata-mata untuk mewujudkan kemaslahatan umat.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad bin Ali al-Jashash dalam kitabnya, Ahkamul Qur’an, jilid 4, halaman 308:
وَإِنَّمَا سَمَّاهَا حُرُمًا لِمَعْنَيَيْنِ أَحَدُهُمَا تَحْرِيمُ الْقِتَالِ فِيهَا وَقَدْ كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ أَيْضًا يَعْتَقِدُوْنَ تَحْرِيْمَ القِتَالِ فِيْهَا وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ وَالثَّانِي تَعْظِيْمُ انْتِهَاكِ الْمَحَارِمِ فِيهَا بِأَشَدِّ مِنْ تَعْظِيمِهِ فِي غَيْرِهَا وَتَعْظِيمِ الطَّاعَاتِ فِيهَا أَيْضًا وَإِنَّمَا فَعَلَ اللّٰهُ تَعَالَى ذَلِكَ لِمَا فِيْهِ مِنْ الْمَصْلَحَةِ فِي تَرْكِ الظُّلْمِ
Artinya: "Sesungguhnya dinamakan Asyhurul Hurum karena dua sebab: pertama, karena diharamkan peperangan di dalamnya. Sebagaimana orang jahiliyah juga meyakini terkait keharaman ini (di masa mereka). Selain itu Allah juga berfirman, ‘Mereka bertanya kepadamu tentang peperangan di bulan Haram. Katakanlah (Muhammad) bahwa berperang di waktu tersebut dosanya besar. Kemudian yang kedua, penyebab dinamakan Asyhurul Hurum ialah karena dilipatgandakan dosa bagi siapa saja yang melakukan dosa (larangan) pada periode tersebut. Begitu juga dengan kebesaran pahala yang diberikan untuk siapa saja yang melakukan ketaatan di dalamnya. Sesungguhnya Allah menetapkan hal tersebut, semata-mata mewujudkan kemashlahatan dan mencegah kezaliman."
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Penjelasan ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa Asyhurul Hurum bukan sekadar penamaan simbolik, tetapi mengandung nilai syariat yang sangat penting. Ketika Allah melarang peperangan di bulan-bulan tertentu, bahkan sampai orang-orang jahiliyah pun menghormatinya, ini menandakan bahwa ada kesepakatan nilai kemanusiaan universal yang diakui lintas zaman. Artinya, bulan-bulan ini ditetapkan sebagai momen untuk menjaga kedamaian, menahan emosi, dan menghindari segala bentuk konflik serta kezaliman, baik secara individu maupun kolektif.
Lebih dari itu, bulan-bulan haram ini juga merupakan kesempatan emas untuk memperbanyak amal saleh. Sebab setiap bentuk ketaatan yang dilakukan di dalamnya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Demikian pula, siapa pun yang melanggar larangan Allah, maka dosanya pun menjadi lebih besar daripada di bulan-bulan biasa. Maka, inilah saat yang tepat untuk kita semua merenung, mengoreksi diri, dan memperbaiki amal, agar kehidupan kita dipenuhi rahmat dan dijauhkan dari kemurkaan-Nya.
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Saat ini kita sudah memasuki bulan Dzulqa’dah, salah satu dari empat bulan yang dihormati dalam Islam. Bahkan selanjutnya selama 3 bulan berturut-turut, kita mendapatkan anugerah bertemu dengan Asyhurul Hurum. Oleh sebab itu, jangan lewatkan hal ini. Mari kita maksimalkan moment tersebut dengan meraih pahala ibadah yang banyak.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar