Mengenal Istilah Taraddudi, Murur, Tanazul, Safari Wukuf, Skema saat Puncak Musim Haji 2025 - Halaman all - TribunNews

Laporan Wartawan Tribun-timur.com Mansur Amirullah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama terus menyempurnakan layanan bagi jemaah haji Indonesia pada fase puncak musim haji 1446H/2025di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Baca juga: Jatah Konsumsi Jemaah Haji Indonesia, Ini Rinciannya Selama di Makkah, Madinah dan Armuzna
Dalam Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2025 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (18/4/2025), Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Muchlis Muhammad Hanafi memaparkan sejumlah skema pelayanan yang akan diterapkan demi kelancaran dan kenyamanan jemaah.
Skema yang dimaksud mulai Taraddudi, Murur, Tanazul, Safari Wukuf Saat Puncak Musim Haji 2025.
Berikut pengertiannya.
Taraddudi, Layanan Umum yang Terkoordinasi

Taraddudi akan menjadi skema utama bagi mayoritas jemaah reguler.
Mereka akan mengikuti urutan perjalanan ibadah secara penuh: wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah, mabit di Muzdalifah, dan dilanjutkan mabit di Mina hingga 12 atau 13 Dzulhijjah.
Baca juga: Kemenag Percepat Proses Penerbitan Visa Jemaah Haji Reguler
"Skema Taraddudi ini kita rancang sedetail mungkin agar seluruh jemaah dapat melaksanakan ibadah dengan aman, nyaman, dan sesuai tuntunan syariah," kata Muchlis.
Murur untuk Lansia dan Jemaah Rentan

Murur merupakan skema pergerakan khusus bagi jemaah lansia, risiko tinggi (risti), dan difabel yang memungkinkan mereka tidak turun dari bus saat melewati Muzdalifah.
“Murur ini adalah solusi bagi jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan untuk turun dan bermalam di Muzdalifah.
Baca juga: Penerapan Murur dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 Akan Diperluas, Ini Kata Dirjen PHU Kemenag
Mereka tetap memenuhi rukun, namun dengan perlakuan khusus demi menjaga keselamatan dan kesehatan,” jelas Muchlis.
Target peserta Murur mencapai 25 persen dari total jemaah Indonesia.
Safari Wukuf Mandiri, Layanan Terbatas, Sangat Selektif
Sekitar 350 jemaah sangat lansia dan sakit akan difasilitasi melalui skema Safari Wukuf Mandiri.
Mereka akan diberangkatkan ke Arafah pada 9 Dzulhijjah dengan kendaraan khusus, didampingi pembimbing ibadah dan petugas medis.

"Ini bentuk kepedulian negara terhadap jemaah yang sangat terbatas fisiknya. Mereka tetap bisa berwukuf walaupun dalam waktu singkat, namun dengan pengawalan ketat dari petugas," ujarnya.
Tanazul demi Mengurai Kepadatan Tenda Mina

Tanazul atau kepulangan lebih awal dari Mina adalah strategi untuk mengurangi kepadatan tenda jemaah secara terukur dan terorganisir.
Tahun ini, skema ini menyasar 95 kloter dengan total 37.497 jemaah.
Baca juga: Jemaah Haji Bisa Pulang Lebih Cepat melalui Skema Tanazul, Berikut Syaratnya
"Tanazul bukan hanya soal teknis pemulangan, tapi bagian dari strategi pelayanan jemaah yang mempertimbangkan aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan jemaah, terutama kelompok rentan," tegas Muchlis.

Skema tanazul dijalankan secara mandatory dan berbasis kloter, bekerja sama dengan delapan syarikah layanan. Pergerakan jemaah bisa dilakukan langsung dari Jamarat ke hotel, atau mampir ke tenda Mina untuk istirahat sebelum kembali.
Dengan penyusunan skema yang matang dan terfokus pada kenyamanan serta keselamatan jemaah, Kementerian Agama optimistis bahwa penyelenggaraan ibadah haji 2025 lebih lancar, tertib, dan manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar