Romadhon
Tak Sedikit Orang Sahur dengan Kehalalan dan Berbuka dengan Keharaman | Tebuireng Online

Oleh: KH. Amir Jamiluddin
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Semua orang pada bulan ini saya kira sudah tahu apa yang harus dilakukan, namun ada hal terpenting dari bulan Ramadhan yakni tujuan dari pada Allah mensyariatkan puasa. Di dalam ayat tadi, semua orang sudah paham bahwa puasa itu wajib dan mayoritas umat Islam pasti berpuasa, kecuali orang yang imannya oglak-aglik. Tujuan dari pada syariat puasa ini adalah la’allakum tattaqun, agar kalian berproses menjadi bertakwa.
Para ulama menjadi puasa menjadi tiga; siyam al’awwa, siyam al-khawwas, dan siyam al-khawwas al-khawwas. Puasa tingkat awam itu sebagaimana yang kita jalankan, mulai dari meninggalkan makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari fajar hingga terbenam matahari. Kedua meningkat lagi, puasa orang-orang yang tertentu yakni meninggalkan maksiat.
Ini belum semua orang dapat melakukan kecuali orang yang diberi kekuatan oleh Allah. Ada salah satu contoh riwayat Imam Ahmad, seorang sahabat melapor kepada Rasulullah tentang dua orang wanita yang mau muntah-muntah padahal keduanya sedang berpuasa. Apa jawaban Rasulullah? Beliau meminta agar diambilkan ember untuk kedua wanita tersebut.
Apa yang terjadi? Orang pertama memuntahkan darah, nanah, dan daging segar, bahkan memenuhi separuh ember. Sedangkan orang kedua juga memuntahkan daging segar, dan nanah hitam memenuhi ember. Sahabat penasaran mengapa wahai Rasulullah? Beliau mengomentari, bahwa sahur dengan yang halal, akan tetapi berbuka dengan yang haram. Ternyata wanita pertama yang separuh ember itu bergunjing setengah hari, sedangkan wanita kedua menggunjing sepanjang hari. Menyebut aib orang, menggunjing orang lain ini lah yang disebut oleh Rasulullah berbuka dengan yang haram.
Kejadian lain ada orang dilaporkan mencret kepada Rasulullah. Kemudian beliau memberi resep agar meminum madu. Ternyata Rasulullah mendapat laporan lagi bahwa perutnya masih mencret. Kata Rasulullah, “Yang rusak itu perutmu, bukan resepku.” Jadi mungkin tidak ada keyakinan bahwa madu bisa menyembuhkan.
Jadi, minimal kita meningkatkan puasa kita agar tidak puasa ‘awwam saja. Akan tetapi menaikkan ke tingkat puasa orang khusus yang meninggalkan kemaksiatan. Karena Ramadhan ini dapat mulia lantaran ketempelan Al-Qur’an. Rasulullah itu mudarasah Al-Qur’an bersama Jibril itu saat Ramadhan, dan berjalan selama dua tahun. Termasuk juga keistimewaan Ramadhan adalah adanya lailatul qadar.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Transkip: Yuniar Indra Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar